Rabu, 09 Desember 2015

Teknologi Beton Dengan Bahan Ramah Lingkungan

Teknologi Beton  - Setiap makhluk hidup yang ada di muka bumi ini tentunya membutuhkan rumah sebagai tempat berlindung dan tidak terkecuali hewan. Kita sebagai manusia pastinya membutuhkan rumah yang kokoh untuk ditempati dan tidak mudah rusak oleh apapun termasuk bencana alam. Konstruksi bangunan rumah yang tidak kalah penting adalah dindingnya dan biasanya dinding tersebut terbuat dari beton. Beton adalah campuran dari adonan dan batu. Adonan tersebut pada dasarnya terdiri dari semen dan air yang melapisi permukaan yang halus dan batu yang kasar.

Teknologi Beton Ramah Lingkungan


Teknologi Beton Dengan Bahan Ramah Lingkungan
Melalui serangkaian reaksi kimia yang disebut hidrasi, adonan tersebut dapat mengeras dan menjadi kuat sehingga membentuk batu seperti gumpalan solid yang disebut beton. Pentingnya beton dalam konstruksi bangunan membuat para ilmuwan dan ahli konstruksi melakukan berbagai macam penelitian untuk terus mengembangkan teknologi beton.

Bahan limbah dan daur ulang dalam teknologi beton


Beton mengandung abu yang sering beterbangan dan itu adalah salah satu contoh material yang sangat mengganggu lingkungan. Hal tersebut mengilhami para ilmuwan untuk membuat beton yang berasal dari material limbah atau daur ulang. Bahkan ketika menggunakan material daur ulang, daya tahan beton yang telah mengeras dapat diatur. Beton pada dasarnya terbuat dari bebatuan yang direkatkan oleh adonan material semen yang mana terbuat dari campuran semen dan air.

Keduanya adalah komponen utama dalam pembentukan beton dan ada konstruksi lain yang juga ikut menggunakan komponen beton yaitu trotoar. Lalu apa hubungannya dengan material beton daur ulang? Jadi kita dapat memanfaatkan trotoar yang telah tua dan lapuk untuk dihancurkan dan material sisanya dapat digunakan untuk konstruksi trotoar baru atau bangunan lainnya.

Meningkatkan keamanan bangunan beton pada wilayah rentan gempa bumi


Banyak gedung besar bertingkat, terutama perumahan dan ruangan kantor dibangun menggunakan komponen beton yang dibuat di pabrik dan dirakit di tempat. Ketika banyak pembangunan dimana-mana dan didukung dengan pesatnya perekonomian, maka tampilan dan kestabilan bangunan tersebut dalam wilayah yang rentan gempa kurang diperhatikan masyarakat. Uni Eropa mendirikan proyek SAFECAST untuk meneliti bagaimana membuat bangunan beton lebih aman dan mengembangkan pedoman konstruksi baru yang diharapkan dapat diterapkan pada wilayah Eropa yang beresiko terkena gempa.

Tim SAFECAST focus pada pemahaman yang lebih baik mengenai kinerja beton buatan pabrik yang digunakan pada bangunan yang berada dalam zona gempa. Masalah tersebut sangatlah penting bagi Eropa karena banyaknya kerusakan yang diakibatkan gempa yang, seperti Italia, Romania dan Yunani. Korban yang tewas maupun luka, kebanyakan disebabkan oleh reruntuhan dan kerusakan konstruksi bangunan yang buruk. Selama proyek tersebut, elemen-elemen yang berbeda dari bangunan yang terbuat dari beton pabrikan, terutama bagian-bagian yang saling terhubung diperiksa dan berbagai kemungkinan anti gempa serta konfigurasi bangunan dikaji ulang.

Proyek tersebut dikerjakan bersama dengan tim internasional yang terdiri dari perusahaan-perusahaan beton pabrikan dan badan riset bangunan yang kebanyakan berasal dari Negara-negara Eropa yang rentan terkena gempa. Tim tersebut dipimpin oleh perkumpulan perusahaan beton Italia, Assobeton yang didukung oleh rekan internasionalnya yaitu perkumpulan beton pabrikan Turki. Perkumpulan beton pabrikan Turki memainkan peran kunci dalam penyebaran pedoman konstruksi baru untuk industri pabrikan. Proyek SAFECAST membantu mengembangkan pengefektifan biaya dan solusi universal yang dapat memperbaiki tempat tinggal masyarakat dan struktur bangunan yang berada pada zona rawan gempa. Pedoman-pedoman tersebut dapat dijadikan sebagai referensi untuk merancang struktur gedung yang berada dalam zona gempa bumi.

Kita merasa prihatin ketika musim dingin tiba karena pembuatan beton pada lapisan yang paling dasar akan terasa sangat sulit. Para kontraktor mengatakan bahwa mereka harus mencampur zat anti beku pada adonan beton agar terhindar dari pembekuan. Banyak para kontraktor yang menggunakan kalsium dalam campuran beton sebagai akselerator atau anti beku. Namun ada masalah yang timbul yaitu apakah kawan ataupun baja tidak lagi diperlukan dalam pembuatan beton bangunan karena telah ada campuran kalsium sebagai anti beku? Jika kita tidak menggunakan baja sebagai lempengan penyangga beton, maka kita dapat menggunakan serat atau sabut yang ditambahkan bangunan beton sebagai penguat lempengan. Pada umumnya, banyak ahli konstruksi yang menerapkan penggunaan bahan tambahan anti beku pada beton.

Teknik yang lebih baik adalah dengan menggunakan lapisan beton atau polyethylene dan jerami untuk menutupi beton ketika telah selesai dibangun untuk melindungi dari pembekuan selama 48 jam. Sebenarnya beton menghasilkan suhu panasnya sendiri ketika telah terbentuk, jika kita memindahkannya dari tempat yang bersuhu dingin.

Baca juga berita tentang teknologi terpopuler dibawah ini :

  1. 10 Teknologi Jerman Yang Mendunia - New !!
  2. 10 Teknologi Komputer Tercanggih Masa Depan
  3. 11 Teknologi Masa Depan Tercanggih

Demikian info tentang teknologi beton, Semoga dapat menambah pengetahuan anda. Terimakasih telah berkunjung.

Ditulis Oleh : Unknown // Desember 09, 2015
Kategori:

0 komentar:

Posting Komentar

 
Diberdayakan oleh Blogger.